Pernah tidak terbersit di pikiran anda, mengapa orang orang kaya masih membeli asuransi jiwa sedangkan orang yang tidak kaya suka menolak saat ditawari asuransi...???
Orang-orang kaya berfokus pada pembentukan aset daripada bekerja keras dengan cara lembur atau pun menambah pekerjaan. Mereka lazimnya memiliki satu atau beberapa dari jenis aset yang menghasilkan, seperti bisnis yang terus tumbuh, properti yang menghasilkan uang sewa, dan royalti atas hak cipta yang mereka miliki. Mereka, orang-orang kaya, berfokus pada pembentukan aset. Semua kerja yang mereka lakukan bermuara pada terciptanya aset baru. Kalau apa yang kita kerjakan sehari-hari hanya menghasilkan gaji saja dan tidak mengarah ke pembentukan aset, maka bisa dibilang ini bukan pilihan yang tepat untuk menjadi kaya. Karena orang kaya, berfokus pada aset.
Lalu apa hubungan antara kekayaan ini dengan asuransi jiwa.??
Konsep asuransi jiwa sebenarnya mengacu pada 2 aturan sederhana tentang menjadi kaya yaitu: "Menambah Aset dan Mengurangi Liabilitas".
Saat kita membeli polis asuransi jiwa, kita membentuk dana darurat dengan cara yang sangat efisien dan sangat cepat, yang berarti aset kita bertambah. Hanya dengan membayar premi ratusan ribu per bulan, kita bisa mendapatkan nilai pertanggungan milyaran dalam hitungan menit. Cara lain apa yang bisa menciptakan kekayaan secepat itu coba?
Dengan memiliki polis asuransi jiwa, saat musibah terjadi, maka kita tidak perlu menebus biaya yang timbul dari musibah tersebut dengan menggunakan aset kita yang lain, tetapi cukup dari aset kita yang bernama asuransi. Jika tidak mempunyai asuransi jiwa, mungkin aset yang sudah ada cukup untuk mengatasi biaya yang timbul dari musibah tersebut, tapi ini akan mengorbankan kerja keras kita selama bertahun-tahun dalam membentuk aset tersebut.
Itulah pintarnya orang orang kaya itu. Meskipun asset mereka banyak, tetap saja mereka tidak mau mengorbankan aset yang telah mereka miliki untuk membiayai biaya-biaya yang timbul dari musibah yang tidak terduga. Teknik seperti ini yang belum berhasil diterapkan oleh orang yang tidak kaya dimana orang yang tidak kaya biasanya dengan arogannya suka menolak saat ditawarkan asuransi jiwa.
Orang yang berniat kaya tanpa memiliki asuransi jiwa ibarat membentuk tumpukan batu bata menjadi dinding, namun kemudian dinding ini bisa roboh dengan mudah oleh suatu musibah. Tetapi orang orang kaya yang memiliki asuransi ibaratnya sudah membentuk tumpukan batu bata menjadi dinding dan kemudian melapisi dinding tersebut dengan sebuah pelindung yang bernama asuransi sehingga di saat musibah datang, musibah itu hanya sempat merobohkan pelindung itu namun dinding nya masih tetap kokoh berdiri.
Secara finansial kehidupan orang kaya sudah terjamin, namun mereka masih belum merasa cukup. Walaupun mereka sudah hidup berkecukupan, mereka ingin mewariskan lebih banyak harta lagi untuk keturunan mereka, lebih banyak dari yang sekarang mereka miliki saat ini. Jadi pada saat mereka telah tiada atau dengan kata lain meninggal, mereka tidak hanya mewariskan kekayaan saja, melainkan ‘bonus’ untuk keturunan mereka.
Semasa hidup mereka (orang kaya), selalu menginvestasikan uangnya di investasi dan asuransi, dan pada saat mereka meninggal keluarganya pun akan menerima hasil investasi serta pembayaran uang pertanggungan dari perusahaan asuransi. Dibawah ini ada beberapa alasan mengapa orang kaya perlu asuransi:
- Memungkinkan keluarga mereka untuk menjaga gaya hidup mereka dan keluarga
- Untuk menyetarakan kekayaan mereka diantara keluarga
- Untuk Menjamin portfolio mereka
- Untuk menyumbang ke badan amal
- Untuk menambah harta waris mereka
- Untuk kepentingan bisnis
- Bila mereka menghabiskan semua aset mereka dan meninggalkan uang dari asuransi untuk keluarga
Orang kaya tidak memikirkan hari ini saja, namun juga memikirkan merancang masa depan lebih baik bagi keluarga yang mereka sayangi. Itu alasannya mereka membutuhkan agen asuransi untuk kehidupan mereka, sehingga nilai-nilai yang diatas melengkapi kebutuhan hidup mereka.
Jadi dengan kata lain Asuransi adalah sebuah aset, yang melindungi kekayaan kita.
Aset adalah semua yang menghasilkan/menambah uang ke kantong kita, sedangkan liabilitas adalah segala sesuatu yang mengeluarkan/mengurangi uang dari kantong kita. Tambahlah aset, dan kurangilah liabilitas, maka kas pribadi akan naik. Semakin banyak aset yang dimiliki dan liabilitas dikendalikan, adalah kunci menjadi kaya.
Aset dan liabilitas bisa menjadi relatif. Mari ambil contoh mobil dan rumah.
Mobil adalah aset, jika mobilnya dipakai untuk bisnis. Misalkan mobilnya disewakan di bisnis travel sehingga mobil tersebut menghasilkan uang untuk si pemiliknya. Di sisi lain, mobil akan jadi liabilitas (beban) kalau mobil tersebut tidak dipakai dan hanya terparkir di garasi. Biaya perawatan, biaya bensin, pajak, semuanya akan menjadi beban yang mengeluarkan uang dari kantong kita.
Ketika sebuah rumah disewakan maka rumah menjadi aset. Sebab rumah yang disewakan akan mengalirkan uang ke kantong kita. Lain halnya kalau rumah itu kita tempati sendiri, rumah tersebut membutuhkan biaya (biaya air, listrik, pajak, dan sebagainya). Dalam kondisi tersebut, rumah itu menjadi liabilitas.
Jadi konsep menjadi kaya adalah sangat sederhana: menghasilkan banyak tetapi sedikit mengeluarkan. Semakin banyak yang kita hasilkan plus semakin sedikit yang kita keluarkan maka pertambahan kekayaan kita akan makin besar. Semakin besar pertambahan kekayaan maka sudah tentu semakin kaya pula kita.
Anda hanya memerlukan ratusan ribu saja untuk membentuk aset dari asuransi.
Sudahkah Anda memiliki polis asuransi jiwa.??
Apakah polis asuransi jiwa yang sudah anda miliki sudah tepat untuk menjadi aset.??
Ingat, orang kaya berfokus pada aset, dan asuransi jiwa adalah aset.